Total Tayangan Halaman

Selasa, 05 November 2013

Telaga Merah Jambu Berwarna Abu

Semua menyebutnya Telaga Merah Jambu
Padahal terpantul jelas warna kelabu di mataku 
bahkan mungkin matamu
Awalnya karena semua terburu-buru
Disibukkan hal-hal yang sebenarnya tak perlu
Terbuai oleh rasa yang sebenarnya semu

Hingga pada akhirnya semua terasa pilu
Bahkan ciptakan sedu sedan dari para pelaku

Semua menyebutnya Telaga Merah Jambu
Hingga pada akhirnya tersadar bahwa itu Abu-abu


Jumat, 18 Oktober 2013

Hitam


Baru saja saya memilih latar hitam sebelum saya mulai menulis ini semua. Kenapa? Mungkin sudah banyak yang tahu begitu sukanya saya pada warna hitam. Menurut saya hitam itu keren. Hitam itu kuat. Melambangkan kepercayaab diri dan kemandirian. Ah lebay ya? Saya bukan psikolog apalagi pengamat warna ko. Saya hanya merasakan saja. Merasa bahwa warna hitam itu keren, sementara ada orang di luar sana yang mengklaim bahwa hitam bukanlah warna, jadi tidak bisa dimasukkan ke dalam list "warna favorit" kalau lagi isi My Biodata di binder temen. Tapi saya tetap melakukannya kok. Dengan PD dan bangga saya tuliskan H-I-T-A-M di sana. Ada kan warna hitam di kotak crayon mu? Bersanding dengan warna lainnya di barisan kotak pensil warna? Yeah. Tanpa warna hitam, kumpulan crayon atau pensil warna itu pasti akan mengundang komplain konsumennya.

Kembali ke awal, masih di layar hitam gadget ber-cover hitam pula, saya kembali mencoba mengutarakan kesukaan saya pada warna yang satu ini. Sekarang saya mulai berpikir, adakah pengaruh dari kehidupan seseorang saat ia memilih warna kesukaannya? Misal seorang gadis cantik di sana yang dengan anggunnya memilah milih pakaian di sebuah department store dan pada akhirnya menjatuhkan pilihan pada mini dress berwarna soft pink (atau baby pink? Itu terserah imaji kalian, yang penting saya mohon utk menyamakan imaji kita bahwa si gadis memilih warna pink karena di sini saya berlaku sebagai sutradara dari film yang tengah berputar di otak teman-teman semua). Pink. Warna kesukaan si gadis itu. Terbayang juga kan kepribadiannya? Pasti si gadis sangat manis dan imut. Mungkin ia sering kali tertawa riang. Selalu memamerkan senyum termanisnya saat lensa kamera membidiknya dengan atau tanpa kesadaran si gadis. Maksudnya candid gitu. Pink tadi merefleksikan kepribadiannya. Sepertinya begitu. Kan tadi saya nanya, bentar saya scroll ke atas dulu utk lihat persisnya pertanyaan saya, oke ketemu. adakah pengaruh dari kehidupan seseorang saat ia memilih warna kesukaannya?
Kalau memang ada, berarti hitam yang identik dengan kegelapan, kemuraman, dan nama-nama kesedihan lainnya juga merefleksikan kehidupan saya? Hehe jahatnya kalian yang menjawab iya.
Alhamdulillah hidup saya memang hitam ko. Hitam keren seperti batman :D

Saya pilihkan warna hitam untuk background note ini, (saya tulis draft di note hp.maklum terlalu larut untuk buka laptop) bukan tanpa alasan. Selain memang ya.. saya suka warna hitam, saya memang sedang merasa hitam. Hitam yang identik dengan kelam, bukan hitam-keren-seperti-batman. Saya sedang merasa useless. Sedang sering menggombali ALLAH dengan kata-kata manis sementara perbuatan saya bisa membuat orang meringis. Astagfirullah. Makanya saya memutuskan untuk menulis. Mencoba ungkapkan gundah gulana ini. Terlebih saya teringat kata-kata dari banyak teman yg memuji kepribadian saya, menganggap saya begitu baik. Oh jangan. Plis. Jangan.
Jangan anggap saya begitu putih seolah tak ada noktah hitam bertasbih.
Kalian tidak tahu betapa saya merasa hitam. Astagfirullah.
Entah, saya tidak tahu bagaimana mengakhiri tulisan ini. Maaf.

Hehe. Sekali lagi, saya suka warna hitam. Tapi semoga kelamnya hitam bukanlah yang tepat utk menggambarkan kehidupan saya. Tentu saya tidak mau noktah hitam tadi mengerak dan sulit untuk beranjak. Doakan saya ya hehe makasih :)
24 Ramadhan 1434H
Bentar lagi lebaran. Berharap maaf bersedia teman-teman berikan guna bantu si hitam ALLAH lunturkan.
Makasih lagi :)

*sebuah catatan lama, selang beberapa bulan yang lalu. Hari ini, 3 hari pasca disembelihnya Hero, semoga terpenggal pula Si Hitam aamiin

Rabu, 12 Juni 2013

THE NEW ME

Assalamu'alaykum
Ini sapira yang baru. Sapira yang insya ALLAH lebih baik dari sebelumnya.
Yaaa alhamdulillah dunia perkuliahan gue bisa ngubah gue jadi sedemikian begini.
Begini gimana? Let me tell you some points.

Perubahan pertama yang bisa dilihat mata: Berat Badan saya naik drastis. Hampir mencapai kepala 5 setelah bertahun tahun betah bertengger di angka 30an.
Ini sesuatu sekali. Mungkin sebagian besar perempuan akan histeris merana jika mengalaminya, tapi tidak dengan saya.
Kenaikan berat badan membuat saya senang, riang, hari yang kunantikan bak lagunya Tasya jaman kecil dulu. Yang menguntungkan dari kenaikan berat badan ini adalah setidaknya saya jadi bisa donor darah ehehe B-)


Perubahan kedua yang juga bisa dilihat mata: Jilbab . Kenapa dengan jilbab? bukannya emang dari dulu udah pakai jilbab, ya sap? First, kita perlu tau dulu perbedaan antara Jilbab, Kerudung, Hijab dan Khimar. Ngga, saya ga akan jelasin di sini. Penjelasannya bisa di cek di Beda Hijab, Jilbab, Kerudung, Khimar .
Alhamdulillah banget saya jarang menemukan mahasiswi kampus saya ber-jeans ria. Jaraaaaang bangeeeet.
Mahasiswi muslimnya, mari kita sebut sebagai Akhwat :), mayoritas mengenakan rok. Jilbab terulur panjang menutupi dada. Baju tak menempel membungkus badan. Kaus kaki senantiasa membalut kaki dengan sempurna. Pokonya adem banget ngeliatnya.
Kalaupun memakai celana, celananya bukan jeans melainkan celana training atau celana outbound ala jaman ospek kami. Penggunaan celana pun sangaaaaat jarang. Hanya sebatas kegiatan-kegiatan olahraga saja.
Pedagang-pedagang pasar juga sudah hafal dengan gaya busana kami ini :) STIS banget katanya :)

Lingkungan memang berpengaruh besar pada pribadi seseorang ya. Dan alhamdulillah saya bersyukur sekali bisa berada di lingkungan ini. :)

Jakarta kota Metropolitan they said
di Jakarta aku belajar jadi muslimah lebih baik I said
tenang aja Bu, Jakarta ga mengubah anak gadismu ini jadi beringasan selama pergaulannya seperti sekarang ini
insya ALLAH :)

Perubahan yang tidak bisa dilihat mata: Pengetahuan. Ga salah kalau bilang anak kampus saya super duper puinter. Berwawasan luas. Ga cuma di bidang akademik, tapi softskill nya juga. Alhasil alhamdulillahnya lagi, saya kecipratan ilmu mereka. Banyak banget ilmu yang saya dapatkan selama hampir setahun ini.
Ilmu teranyar alias terbaru yang saya dapatkan adalah ilmu berorganisasi dan ilmu komputasi.
  • Dari dulu saya paling anti yang namanya organisasi. Di kampus, saya ikut organisasi ini itu, kepanitiaan ini itu awalnya karena jenuh di kost-an melulu. Ternyata, saya sangat menikmati kegiatan baru saya ini :D Pokonya seseorang harus berorganisasi dalam hidupnya! Kita kan makhluk sosial, apa jadinya kalau hidup menutup diri terus. Ga ada ruginya ko hehe :)
  • Ilmu komputasi... emm.. errr... ilmu apa sebenarnya ini -___- maksud saya komputasi tuh Algoritma. Baru kali ini saya bertemu si Algo ini. Mata kuliah yang memaksa saya berada di depan laptop berjam-jam. Ya bukan memaksa juga sih namanya karena saya menikmatinya hehe. Mata kuliah Algoritma ini kadang nyebelin kadang nyenengin walau lebih sering nyebelinnya. Algoritma berkaitan erat dengan logika kita. Dan sering kali logika saya ga nyampe -___-


 Lain waktu, saya pengen lebih sering posting ilmu-ilmu yang saya dapat dari mata kuliah kampus saya. Mata kuliah yang saya anggap ajaib, terutama si Algoritma tadi.

Oke see ya!
Saya masih di kelas Algoritma nih :P kelas yang "memaksa" mahasiswanya berada di depan laptop
Jangan salahkan kami kalau kami malah asyik berinternet ria :P
Tidak untuk ditiru!

Wassalam
System.out.print("SHAFIRA MURNI");
pake syntax biar kece

Minggu, 12 Mei 2013

Lost In Jakarta

Bismillah...

First, saya kenalin dulu sama temen-temen hebat saya ini.
Fitriyas Kinanti a.k.a Itti
Henny Febriyani a.k.a Henny
Oktaviani a.k.a um... oktaviani haha she has only one word as her name.
Tamara Dayu Oktaviani a.k.a Dayu
Wenny Raina Erawati a.k.a Wenny

Pernah punya keinginan untuk "berpetualang?". Go nowhere with no any direction nor map?
Punya temen-temen yang bisa dan mau diajak pergi tanpa tujuan?
Orang-orang di atas lah partner saya melakukan kegilaan ini :P

Setelah sekian lama tidak jumpa, akhirnya Sabtu, 11 Mei 2013 kami berkesempatan ngumpul lagi (walaupun ga lengkap karena Okta dan Itti masih di negeri rantauannya masing-masing). Saya, Wenny, Henny, dan Dayu akhirnya dipertemukan lagi di... TARRA!! Gang Selot! Gang sejuta kenangan semasa SMP. Terletak tepat di sebelah gedung SMP tempat kami menimba ilmu di masa lampau, tempat di mana kami dipertemukan oleh ALLAH.

Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 1:59 pm Waktu Indonesia bagian Bogor :P kalau ke Selot, makanan pertama yang melintas di otak kami tak lain dan tak bukan adalah LENGGANG!! Makanan favorit sejak SMP :9 Alhamdulillah gayung bersambut karena di antara deretan kios makanan yang sudah tutup, ibu penjual lenggang masih menunggu pelanggannya dengan setia.

Makan lenggang deh :9


Sejam pertama, kami masih punya tujuan, yakni makan di Selot (yang sudah ter"kabul" tadi) dan belanja Alat Tulis di

Toko ABC 

di daerah Suryakencana, Bogor. Pasca dari ABC ini yang kami bingungkan. Dayu pun mencetuskan ide untuk mengunjungi kantornya di bilangan Jakarta Utara dan kami mengiyakan, itung-itung nemenin Henny ngabuburit karena Henny lagi puasa Rajab. Yaaaap, kami ke Jakarta dengan saya dan Dayu sebagai navigator. 

Arus lalu lintas Bogor-Jakarta begitu lancar karena saat itu bukan hari kerja. Kalaupun hari kerja, biasanya jalur Bogor-Jakarta lah yang padat, bukan sebaliknya jadi kami merasa tenang dan nyaman. Nah, saat hendak memasuki Tol dalam Kota, puluhan kendaraan menyemut memadati badan jalan yang menyempit! Suasana diperparah dengan sambaran kilat yang terlihat dari kejauhan, pertanda hujan deras akan segera mengguyur kota.

Kepadatan terasa hingga kurang lebih pukul 4:00 pm dan kami pun memutuskan untuk berganti tujuan. Jakarta Utara langsung diblacklist karena kami tidak mau terjebak macet berkepanjangan dan kami penasaran dengan Menara Saidah yang terletak di Jalan M.T Haryono. Kami memutuskan untuk memasuki area Jakarta Timur (Cawang). Hujan pun turun.

Keluar dari Tol Cawang, kami melaju mulus di sepanjang Jalan M.T Haryono. Melihat gedung-gedung yang angkuh mencakar langit, seakan menantang kilat yang tak hentinya saling menyambar satu sama lain. There you are, 

Menara Saidah

menara bergaya Romawi yang membuat teman-teman saya penasaran. Tapi tidak, kami tidak berhenti dan memasuki gedung untuk explore lebih jauh. kami tidak seberani itu -___- (hey mungkin saya bisa mengajak mereka lain waktu :P) . Perjalanan harus terus dilanjutkan karena kami punya tujuan baru, yakni MASJID! Hey, kami belum salat asar!

Kendaraan kami terus melaju menyusuri kota Jakarta yang basah. Tak satupun masjid kami temukan. Rasanya sangat susah menemukan masjid saat itu terlebih kami tidak tau arah -___- Kami hanya terus menyusuri jalan dipandu oleh Maps pada Smartphone Wenny karena Dayu tidak berdaya di daerah Timur Jakarta dan saya tidak terlalu percaya diri untuk menunjukkan jalan. Menit demi menit berlalu dan hey! di samping kanan kami ternyata Halte Busway Gelora Bung Karno, entah kenapa kami bisa sampai sini -____-

Jam sudah menunjukkan pukul 5:00 pm dan kami belum salat asar, saya langsung mengarahkan ke

Grand Indonesia

Di sana pasti ada musholla kan. Tapi ternyata tidak semudah itu, kami harus memutar balik. Kami tidak tahu di mana kami harus putar balik. Oke, berhasil lah ya putar balik. Tapi kami tidak tahu jalan masuk ke Grand Indonesia. Kami sempat "nyasar" malah masuk ke gate in Menara BCA .___.

Alhamdulillah setelah bermenit-menit muter-muter, kami menemukan gate in nya. Segera kami mencari musholla. Alhamdulillah musholla berada di lokasi yang layak (beberapa mall menempatkan musholla di basement dengan kondisi yg menyedihkan). Kondisi dalam musholla tidak saya lihat karena memang saya sedang berhalangan. Kami memutuskan untuk meninggalkan Grand Indonesia segera setelah salat asar karena "atmosfer" mall yang sangat tidak bersahabat. Mungkin karena kaum jetset lah yang mendominasi (or even ALL of THEM are) mall. Ya memang Grand Indonesia kan untuk kelas menengah ke atas :P

Guess what?? Keluar dari Grand Indonesia means Pulang ke Bogor! Yaaaap, kami memutuskan untuk langsung pulang ke Bogor dan makan malam di Bogor saja daripada di Jakarta. Jadi kami pergi tanpa arah ke Jakarta hanya numpang salat asar dan ngeliat Menara Saidah :P haha What an adventure!


PULAAANG!! :D