Total Tayangan Halaman

Jumat, 16 November 2018

Di ujung pekan

Untuk yang kucinta
Meski ku tak yakin engkau pernah ada
Entah engkau hanya imaji belaka
Atau benar sayangmu dulu nyata

Kemarin aku merapal benci
Berhari lalu aku termenung sepi
Setiap ceritamu kubalas kelu
Tak lagi semangat kutanggapi seperti dulu

Untuk yang kurindu
Hari ini masih namamu
yang kuucapkan di akhir solatku
doa terbaik untukmu

Kamis, 15 November 2018

Tinggal

29 November 2016
"Welcome to Sangatta", katanya.
Yang membuatku hingga kini masih merapalkan, "Apa rencana-Mu?"

Merantau ke pulau seberang dengan kepercayaan diri tidak akan sendirian, aku berangkat bersama teman perempuan se-almamater, menuju tempat temanku yang sudah kukenal sejak masa putih biru. Bagaimana bisa aku merasa sendirian?

Ternyata bisa.
Desember 2017 teman perempuanku pergi tanpa kabar. Ikut suami, kata orang-orang, ke negeri seberang. Meninggalkan aku, teman kosannya yang bahkan tau kabar pernikahannya belakangan.
Maret 2018 temanku yang kukenal sejak kecil, tiba-tiba pulang tanpa pesan. Kunanti kembalinya yang tak pernah kejadian. Hingga enam bulan kemudian baru berani kulontarkan tanya, "sudah selesai", jawabnya.

Kini, sendiri aku tinggal.
Yang lain meninggalkan.

Setidak layak itukah aku diberi penjelasan?


Senin, 11 Agustus 2014

Partner of Life

Hari itu, pagi sebelum berangkat kuliah, jarang-jarang melirik surat kabar. Mengintip rubrik yang kuimpikan suatu hari ada aku di situ sebagai profil ulasan, Sosialita.
Di kolom data pribadi sang profil, ada kolom nama suami. Yang menarik, sang suami dideskripsikan sebagai Life's Partner.

Lagi, teringat gambar ini

I'm looking for mine. Seseorang yang bisa menerima dan menangani sisi gelap saya sebagai suatu anugerah alih-alih malapetaka.

Kemudian teringat kembali wejangan dari Princess Kamar Nomor 7, Widiamarta Putri, yang berujar, "gue lebih milih orang yang bisa gue ajak obrolin banyak hal, ngalor ngidul becanda daripada sekedar orang yg dengan kaku lu ajak ngobrol karena lu terlalu hormat sama dia."

Belum lagi saat ini malah teralihfokuskan oleh romansa antara Mba Hanum dan Mas Rangga dalam petualangannya di ranah adidaya, Amerika. Sang suami dengan penuh sabar dan kejutan tiada henti menemani sang istri yang katanya tak bisa ia tinggal sendiri. Siapa yang tak iri?

Tapi tetap, berpaku pada sebuah alasan dalam memilih pasangan yang tertuang dalam e-novel yang dikirim seorang teman. Tentang seorang muslimah yang membuat keputusan menghampiri sang ikhwan pujaan. Dipilih bukan sekedar rupa sebagai alasan melainkan nuraninya mantap putuskan sang ikhwan lah penuntunnya menapaki jalan Tuhan.

Maka, inikah jawaban? Atas sebuah pertanyaan dari seorang teman beberapa hari silam, "apa yg diinginkan seorang perempuan dari lelaki?"
Jawabanku: he should be her partner of life.

Bandung, 30 Juli 2014
Lebaran hari ke-3
9:43pm
Ketika obrolan seputar pasangan berseliweran.

Kamis, 10 April 2014

Balapan Tanpa Persaingan

Aku seperti melihat sebuah balapan tanpa persaingan
Saat mereka mulai meluncur cepat padahal awalnya tertahan pada suatu kisi
Banyak yang kembali terhenti tapi tak sedikit pula yg terus bergulir hingga ke dasar
Berjumpa dan kumpul kembali dalam sebuah genangan
Basah
Dingin
SNN PDB makin tak kuperhatikan
Gemericik ini lebih mengundang perhatian
Seperti air terjun kata seorang teman di belakang
Kami menikmati ini
Setelah panas terik menyelimuti jakarta barang sepekan
Kami merindukan ini
Atau bahkan justru kami resah akan banjir yg bisa saja datang
Tapi yg jelas gemericik ini merdu
Kami menikmati ini

SNN PDB semakin tak diperhatikan

Pada air yang membasahi tembok luar Gedung 1 STIS