Total Tayangan Halaman

Selasa, 05 November 2013

Telaga Merah Jambu Berwarna Abu

Semua menyebutnya Telaga Merah Jambu
Padahal terpantul jelas warna kelabu di mataku 
bahkan mungkin matamu
Awalnya karena semua terburu-buru
Disibukkan hal-hal yang sebenarnya tak perlu
Terbuai oleh rasa yang sebenarnya semu

Hingga pada akhirnya semua terasa pilu
Bahkan ciptakan sedu sedan dari para pelaku

Semua menyebutnya Telaga Merah Jambu
Hingga pada akhirnya tersadar bahwa itu Abu-abu


Jumat, 18 Oktober 2013

Hitam


Baru saja saya memilih latar hitam sebelum saya mulai menulis ini semua. Kenapa? Mungkin sudah banyak yang tahu begitu sukanya saya pada warna hitam. Menurut saya hitam itu keren. Hitam itu kuat. Melambangkan kepercayaab diri dan kemandirian. Ah lebay ya? Saya bukan psikolog apalagi pengamat warna ko. Saya hanya merasakan saja. Merasa bahwa warna hitam itu keren, sementara ada orang di luar sana yang mengklaim bahwa hitam bukanlah warna, jadi tidak bisa dimasukkan ke dalam list "warna favorit" kalau lagi isi My Biodata di binder temen. Tapi saya tetap melakukannya kok. Dengan PD dan bangga saya tuliskan H-I-T-A-M di sana. Ada kan warna hitam di kotak crayon mu? Bersanding dengan warna lainnya di barisan kotak pensil warna? Yeah. Tanpa warna hitam, kumpulan crayon atau pensil warna itu pasti akan mengundang komplain konsumennya.

Kembali ke awal, masih di layar hitam gadget ber-cover hitam pula, saya kembali mencoba mengutarakan kesukaan saya pada warna yang satu ini. Sekarang saya mulai berpikir, adakah pengaruh dari kehidupan seseorang saat ia memilih warna kesukaannya? Misal seorang gadis cantik di sana yang dengan anggunnya memilah milih pakaian di sebuah department store dan pada akhirnya menjatuhkan pilihan pada mini dress berwarna soft pink (atau baby pink? Itu terserah imaji kalian, yang penting saya mohon utk menyamakan imaji kita bahwa si gadis memilih warna pink karena di sini saya berlaku sebagai sutradara dari film yang tengah berputar di otak teman-teman semua). Pink. Warna kesukaan si gadis itu. Terbayang juga kan kepribadiannya? Pasti si gadis sangat manis dan imut. Mungkin ia sering kali tertawa riang. Selalu memamerkan senyum termanisnya saat lensa kamera membidiknya dengan atau tanpa kesadaran si gadis. Maksudnya candid gitu. Pink tadi merefleksikan kepribadiannya. Sepertinya begitu. Kan tadi saya nanya, bentar saya scroll ke atas dulu utk lihat persisnya pertanyaan saya, oke ketemu. adakah pengaruh dari kehidupan seseorang saat ia memilih warna kesukaannya?
Kalau memang ada, berarti hitam yang identik dengan kegelapan, kemuraman, dan nama-nama kesedihan lainnya juga merefleksikan kehidupan saya? Hehe jahatnya kalian yang menjawab iya.
Alhamdulillah hidup saya memang hitam ko. Hitam keren seperti batman :D

Saya pilihkan warna hitam untuk background note ini, (saya tulis draft di note hp.maklum terlalu larut untuk buka laptop) bukan tanpa alasan. Selain memang ya.. saya suka warna hitam, saya memang sedang merasa hitam. Hitam yang identik dengan kelam, bukan hitam-keren-seperti-batman. Saya sedang merasa useless. Sedang sering menggombali ALLAH dengan kata-kata manis sementara perbuatan saya bisa membuat orang meringis. Astagfirullah. Makanya saya memutuskan untuk menulis. Mencoba ungkapkan gundah gulana ini. Terlebih saya teringat kata-kata dari banyak teman yg memuji kepribadian saya, menganggap saya begitu baik. Oh jangan. Plis. Jangan.
Jangan anggap saya begitu putih seolah tak ada noktah hitam bertasbih.
Kalian tidak tahu betapa saya merasa hitam. Astagfirullah.
Entah, saya tidak tahu bagaimana mengakhiri tulisan ini. Maaf.

Hehe. Sekali lagi, saya suka warna hitam. Tapi semoga kelamnya hitam bukanlah yang tepat utk menggambarkan kehidupan saya. Tentu saya tidak mau noktah hitam tadi mengerak dan sulit untuk beranjak. Doakan saya ya hehe makasih :)
24 Ramadhan 1434H
Bentar lagi lebaran. Berharap maaf bersedia teman-teman berikan guna bantu si hitam ALLAH lunturkan.
Makasih lagi :)

*sebuah catatan lama, selang beberapa bulan yang lalu. Hari ini, 3 hari pasca disembelihnya Hero, semoga terpenggal pula Si Hitam aamiin

Rabu, 12 Juni 2013

THE NEW ME

Assalamu'alaykum
Ini sapira yang baru. Sapira yang insya ALLAH lebih baik dari sebelumnya.
Yaaa alhamdulillah dunia perkuliahan gue bisa ngubah gue jadi sedemikian begini.
Begini gimana? Let me tell you some points.

Perubahan pertama yang bisa dilihat mata: Berat Badan saya naik drastis. Hampir mencapai kepala 5 setelah bertahun tahun betah bertengger di angka 30an.
Ini sesuatu sekali. Mungkin sebagian besar perempuan akan histeris merana jika mengalaminya, tapi tidak dengan saya.
Kenaikan berat badan membuat saya senang, riang, hari yang kunantikan bak lagunya Tasya jaman kecil dulu. Yang menguntungkan dari kenaikan berat badan ini adalah setidaknya saya jadi bisa donor darah ehehe B-)


Perubahan kedua yang juga bisa dilihat mata: Jilbab . Kenapa dengan jilbab? bukannya emang dari dulu udah pakai jilbab, ya sap? First, kita perlu tau dulu perbedaan antara Jilbab, Kerudung, Hijab dan Khimar. Ngga, saya ga akan jelasin di sini. Penjelasannya bisa di cek di Beda Hijab, Jilbab, Kerudung, Khimar .
Alhamdulillah banget saya jarang menemukan mahasiswi kampus saya ber-jeans ria. Jaraaaaang bangeeeet.
Mahasiswi muslimnya, mari kita sebut sebagai Akhwat :), mayoritas mengenakan rok. Jilbab terulur panjang menutupi dada. Baju tak menempel membungkus badan. Kaus kaki senantiasa membalut kaki dengan sempurna. Pokonya adem banget ngeliatnya.
Kalaupun memakai celana, celananya bukan jeans melainkan celana training atau celana outbound ala jaman ospek kami. Penggunaan celana pun sangaaaaat jarang. Hanya sebatas kegiatan-kegiatan olahraga saja.
Pedagang-pedagang pasar juga sudah hafal dengan gaya busana kami ini :) STIS banget katanya :)

Lingkungan memang berpengaruh besar pada pribadi seseorang ya. Dan alhamdulillah saya bersyukur sekali bisa berada di lingkungan ini. :)

Jakarta kota Metropolitan they said
di Jakarta aku belajar jadi muslimah lebih baik I said
tenang aja Bu, Jakarta ga mengubah anak gadismu ini jadi beringasan selama pergaulannya seperti sekarang ini
insya ALLAH :)

Perubahan yang tidak bisa dilihat mata: Pengetahuan. Ga salah kalau bilang anak kampus saya super duper puinter. Berwawasan luas. Ga cuma di bidang akademik, tapi softskill nya juga. Alhasil alhamdulillahnya lagi, saya kecipratan ilmu mereka. Banyak banget ilmu yang saya dapatkan selama hampir setahun ini.
Ilmu teranyar alias terbaru yang saya dapatkan adalah ilmu berorganisasi dan ilmu komputasi.
  • Dari dulu saya paling anti yang namanya organisasi. Di kampus, saya ikut organisasi ini itu, kepanitiaan ini itu awalnya karena jenuh di kost-an melulu. Ternyata, saya sangat menikmati kegiatan baru saya ini :D Pokonya seseorang harus berorganisasi dalam hidupnya! Kita kan makhluk sosial, apa jadinya kalau hidup menutup diri terus. Ga ada ruginya ko hehe :)
  • Ilmu komputasi... emm.. errr... ilmu apa sebenarnya ini -___- maksud saya komputasi tuh Algoritma. Baru kali ini saya bertemu si Algo ini. Mata kuliah yang memaksa saya berada di depan laptop berjam-jam. Ya bukan memaksa juga sih namanya karena saya menikmatinya hehe. Mata kuliah Algoritma ini kadang nyebelin kadang nyenengin walau lebih sering nyebelinnya. Algoritma berkaitan erat dengan logika kita. Dan sering kali logika saya ga nyampe -___-


 Lain waktu, saya pengen lebih sering posting ilmu-ilmu yang saya dapat dari mata kuliah kampus saya. Mata kuliah yang saya anggap ajaib, terutama si Algoritma tadi.

Oke see ya!
Saya masih di kelas Algoritma nih :P kelas yang "memaksa" mahasiswanya berada di depan laptop
Jangan salahkan kami kalau kami malah asyik berinternet ria :P
Tidak untuk ditiru!

Wassalam
System.out.print("SHAFIRA MURNI");
pake syntax biar kece

Minggu, 12 Mei 2013

Lost In Jakarta

Bismillah...

First, saya kenalin dulu sama temen-temen hebat saya ini.
Fitriyas Kinanti a.k.a Itti
Henny Febriyani a.k.a Henny
Oktaviani a.k.a um... oktaviani haha she has only one word as her name.
Tamara Dayu Oktaviani a.k.a Dayu
Wenny Raina Erawati a.k.a Wenny

Pernah punya keinginan untuk "berpetualang?". Go nowhere with no any direction nor map?
Punya temen-temen yang bisa dan mau diajak pergi tanpa tujuan?
Orang-orang di atas lah partner saya melakukan kegilaan ini :P

Setelah sekian lama tidak jumpa, akhirnya Sabtu, 11 Mei 2013 kami berkesempatan ngumpul lagi (walaupun ga lengkap karena Okta dan Itti masih di negeri rantauannya masing-masing). Saya, Wenny, Henny, dan Dayu akhirnya dipertemukan lagi di... TARRA!! Gang Selot! Gang sejuta kenangan semasa SMP. Terletak tepat di sebelah gedung SMP tempat kami menimba ilmu di masa lampau, tempat di mana kami dipertemukan oleh ALLAH.

Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 1:59 pm Waktu Indonesia bagian Bogor :P kalau ke Selot, makanan pertama yang melintas di otak kami tak lain dan tak bukan adalah LENGGANG!! Makanan favorit sejak SMP :9 Alhamdulillah gayung bersambut karena di antara deretan kios makanan yang sudah tutup, ibu penjual lenggang masih menunggu pelanggannya dengan setia.

Makan lenggang deh :9


Sejam pertama, kami masih punya tujuan, yakni makan di Selot (yang sudah ter"kabul" tadi) dan belanja Alat Tulis di

Toko ABC 

di daerah Suryakencana, Bogor. Pasca dari ABC ini yang kami bingungkan. Dayu pun mencetuskan ide untuk mengunjungi kantornya di bilangan Jakarta Utara dan kami mengiyakan, itung-itung nemenin Henny ngabuburit karena Henny lagi puasa Rajab. Yaaaap, kami ke Jakarta dengan saya dan Dayu sebagai navigator. 

Arus lalu lintas Bogor-Jakarta begitu lancar karena saat itu bukan hari kerja. Kalaupun hari kerja, biasanya jalur Bogor-Jakarta lah yang padat, bukan sebaliknya jadi kami merasa tenang dan nyaman. Nah, saat hendak memasuki Tol dalam Kota, puluhan kendaraan menyemut memadati badan jalan yang menyempit! Suasana diperparah dengan sambaran kilat yang terlihat dari kejauhan, pertanda hujan deras akan segera mengguyur kota.

Kepadatan terasa hingga kurang lebih pukul 4:00 pm dan kami pun memutuskan untuk berganti tujuan. Jakarta Utara langsung diblacklist karena kami tidak mau terjebak macet berkepanjangan dan kami penasaran dengan Menara Saidah yang terletak di Jalan M.T Haryono. Kami memutuskan untuk memasuki area Jakarta Timur (Cawang). Hujan pun turun.

Keluar dari Tol Cawang, kami melaju mulus di sepanjang Jalan M.T Haryono. Melihat gedung-gedung yang angkuh mencakar langit, seakan menantang kilat yang tak hentinya saling menyambar satu sama lain. There you are, 

Menara Saidah

menara bergaya Romawi yang membuat teman-teman saya penasaran. Tapi tidak, kami tidak berhenti dan memasuki gedung untuk explore lebih jauh. kami tidak seberani itu -___- (hey mungkin saya bisa mengajak mereka lain waktu :P) . Perjalanan harus terus dilanjutkan karena kami punya tujuan baru, yakni MASJID! Hey, kami belum salat asar!

Kendaraan kami terus melaju menyusuri kota Jakarta yang basah. Tak satupun masjid kami temukan. Rasanya sangat susah menemukan masjid saat itu terlebih kami tidak tau arah -___- Kami hanya terus menyusuri jalan dipandu oleh Maps pada Smartphone Wenny karena Dayu tidak berdaya di daerah Timur Jakarta dan saya tidak terlalu percaya diri untuk menunjukkan jalan. Menit demi menit berlalu dan hey! di samping kanan kami ternyata Halte Busway Gelora Bung Karno, entah kenapa kami bisa sampai sini -____-

Jam sudah menunjukkan pukul 5:00 pm dan kami belum salat asar, saya langsung mengarahkan ke

Grand Indonesia

Di sana pasti ada musholla kan. Tapi ternyata tidak semudah itu, kami harus memutar balik. Kami tidak tahu di mana kami harus putar balik. Oke, berhasil lah ya putar balik. Tapi kami tidak tahu jalan masuk ke Grand Indonesia. Kami sempat "nyasar" malah masuk ke gate in Menara BCA .___.

Alhamdulillah setelah bermenit-menit muter-muter, kami menemukan gate in nya. Segera kami mencari musholla. Alhamdulillah musholla berada di lokasi yang layak (beberapa mall menempatkan musholla di basement dengan kondisi yg menyedihkan). Kondisi dalam musholla tidak saya lihat karena memang saya sedang berhalangan. Kami memutuskan untuk meninggalkan Grand Indonesia segera setelah salat asar karena "atmosfer" mall yang sangat tidak bersahabat. Mungkin karena kaum jetset lah yang mendominasi (or even ALL of THEM are) mall. Ya memang Grand Indonesia kan untuk kelas menengah ke atas :P

Guess what?? Keluar dari Grand Indonesia means Pulang ke Bogor! Yaaaap, kami memutuskan untuk langsung pulang ke Bogor dan makan malam di Bogor saja daripada di Jakarta. Jadi kami pergi tanpa arah ke Jakarta hanya numpang salat asar dan ngeliat Menara Saidah :P haha What an adventure!


PULAAANG!! :D





Jumat, 10 Mei 2013

Merantau (Bukan Judul Film)

taken from Google

Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China.

Dari pepatah di atas sudah bisa disimpulkan bahwa kita DISURUH untuk pergi ke tempat yang sangat jauh sekalipun demi meraih ilmu. Pergi dari kampung halaman tercinta, meninggalkan zona nyaman kita, meraih apa yang semua pinta. Ilmu. Kesuksesan. Aamiin.

Meninggalkan zona nyaman memang bukan hal yang mudah. Kita mengenal apa itu home sick, jet lag hingga culture shock. Khusus untuk jet lag mungkin dikarenakan perbedaan zona waktu yg berimbas pada tubuh. 2 lain yakni home sick dan culture shock lebih menyerang psikis kita dan inilah yang tersulit. Sakit fisik bisa diobati tapi sakit psikis? harus dengan pendekatan emosional pula metode penyembuhannya.

Tapi merantau tidak sesakit itu kok. Banyak hal indah ditawarkan oleh negeri rantauan. Dan bagian terindah dari merantau adalah saat pulang kampung :) Layaknya puasa, bagian terindah dari puasa adalah saat berbuka. Kita tidak bisa merasakan nikmatnya berbuka jika sebelumnya kita tidak menahan hawa nafsu, menahan lapar dan dahaga. Nikmatnya seteguk air yang akhirnya membasahi keringnya tenggorokan hanya dirasakan oleh orang-orang yang berpuasa. Begitupun dengan pulang kampung. Nikmatnya melihat pemandangan kampung halaman hanya dirasakan oleh mereka yang sudah lama tidak melihat pemandangan  itu, sekalipun pemandangannya berupa keriuhan pedagang-pedagang atau penumpang berdesakan yg menyeruak keluar dari stasiun atau terminal. Pemandangan yang terlihat kacau pun terasa begitu indah nan mengundang kerinduan.

Dari sinilah muncul rasa cinta pada kampung halaman. Yang awalnya memandang biasa saja tempat ia dibesarkan, akhirnya menyadari bahwa tempat itu begitu berarti baginya. Begitu menyimpan banyak kenangan. Begitu memiliki jutaan alasan untuk dirindukan.

Merantau tidak membuat pelakunya melupakan kampung halaman, justru sebaliknya. Dengan merantau, kita diajak untuk membuka wawasan kita, diperkenalkan pada dunia yang baru apalagi jika tujuan perantauan adalah dunia internasional yang memiliki perbedaan jauh dengan negeri asal. Negeri rantau menawarkan pemandangan yang berbeda dengan kampung halaman kita. Membuat kita semakin seksama membandingkan, "Oh di tempat asal saya, ini tidak begini. Tapi begitu." dan saat melakukan perbandingan itu, biasanya kita akan "narsis", merasa milik kitalah yang terbaik. Kembalilah kita sadar bahwa kita begitu mencintai kampung halaman kita.

Saya sendiri merasakan hal tersebut. Awalnya saya merasa Bogor adalah kota yang biasa saja sampai saya melihat Bogor dari sudut pandang yang berbeda, yakni melalui sudut pandang seorang perantauan. Ya walaupun saya hanyalah seorang Perantau Satu Jam. Tunggu, hanya dengan jarak satu jam perjalanan saja sudah membuat seseorang menjadi semakin cinta kampung halaman lalu bagaimana jika jarak ribuan mil memisahkan si pelaku perantau dengan negeri asalnya? Tentu kerinduan akan semakin membuncah!! Efek panjangnya, ia akan semakin mencintai kampung halamannya!! Mungkin bisa saya simpulkan bahwa Tingkat Kerinduan berbanding lurus dengan Jarak dan akan berbanding lurus pula dengan Peningkatan Rasa Cinta terhadap Kampung Halaman. Mungkin pula, begini rumus matematisnya:

Rasa Cinta = Jarak x Kerinduan


(Maaf kalau rumus matematisnya salah, pelaku LDR yang lebih tau #eh)

Siapa yang tidak ingin merasakan cinta yang sebesar itu? Cinta kampung halaman yang hanya bisa didapatkan dengan cara meninggalkannya untuk beberapa waktu sebelum akhirnya kembali ke peraduan. Cinta kampung halaman yang bisa diraih dengan merantau dan akhirnya kembali ke pangkuan kampung halaman. Jadi, masih takut untuk merantau? Nikmatnya pulang kampung hanya bisa dirasakan oleh mereka yang merantau lho :)

di postkan setelah disuguhi gagahnya Gunung Salak dalam tegasnya-biru-pasca-diguyur-hujan sekembalinya dari Jakarta.

Bogor, Jum'at 10 Mei 2013
Shafira Murni
Perantau Satu Jam

Jumat, 26 April 2013

Sesi Nol

Terinspirasi dari sistem perkuliahan saya yang jadwal reguler per harinya terdiri dari 3 sesi, di mana
Sesi 1 : 07.30 - 10.00
Sesi 2 : 10.15 - 12.45
Sesi 3 : 13.30 - 16.00
wait... one more
Sesi 4 : 16.15 - 18.45
yaaaap ternyata sesi 4 sudah dibuka, merupakan hal lumrah di masa menjelang UTS seperti ini.
yayaya, Senin, 29 April saya akan menjalani UTS Genap. Doakan.. makasih :)

Kampus sudah membuka sesi 4, saya sendiri sudah membuka sesi 0 dan bahkan sesi 5, 6 dan 7 B-)
Sesi 0 : 02.00 - 05.00
Sesi 5 : 19.00 - 21.00
Sesi 6 : 21.15 - 23.00
Sesi 7 : 23.00 - 02.00 ... sesi tidur tentu saja



SESI NOL
Dilihat dari rentang waktunya, sepertinya sesi ini yang paling lama (selain sesi tidur haha). Kenapa? Banyak hal yang harus dan bisa dilakukan di sesi ini. Karena sesi ini "ciptaan" saya sendiri, then I have recommended things-to-do in this session: 

1. Mencuci Baju

taken from komikmuslimah.blogspot.com
Jadwal Anda padat? Urusan rumah tangga terbengkalai? Sepadat apapun activities day kita, usahakan kamar/rumah jangan sampai berantakan, cucian numpuk, gapunya baju bersih dan iyuh sampah di mana mana. NO WAY!

Sebelum tidur, tentu saja kamar HARUS dirapikan dulu. Sapu kamar, tempatkan kembali barang-barang di alamnya, buang sampah, dll kecuali mencuci baju! Tidur saja terlebih dulu, baru bangun di sesi nol ini untuk mencuci baju :) Jangan cuci baju dulu baru tidur tapi terserah sih.. Terakhir saya cuci baju dulu lalu tidur, eh saya malah tidak tidur sampai 24 jam berikutnya. Zombie-ing myself. And it wasn't good, really.

Berhubung Jakarta kembali sering diguyur hujan, jadi jam mencuci baju harus segera digeser. Saya gamau nyuci baju eh abis itu malah hujan alhasil cucian saya ga kering-kering. Jadi, selain dikarenakan padatnya jadwal tadi, saya memutuskan untuk mencuci baju di sesi nol ini B-)

Mencuci baju di sesi nol merupakan hal yang sakral buat saya. Why? Suasana masih sepi, ga ada yang ganggu, anak kost masih pada tidur, udara masih dingin, pas ngejemur pun di luar belum ada orang berlalu-lalang. Jadi saya bisa menikmati alam sendiri. Ngeliat citylight yang masih terpancar nun jauh dari wilayah Kuningan-Casablanca dkk. dan kalau udah telat banget, saya bisa ngeliat semburat senja sang mentari saat saya sedang ngejemur itu. TOP lah pokonya walaupun saya berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari hal tsb karena eh karena pokonya jam 5 subuh tuh saya harus udah tidur lagi sebelum memulai sesi 1 di kampus.

Selain menikmati panorama alam di kesunyian, keuntungan lain mencuci baju di sesi nol adalah setidaknya cucianmu sudah tidak berair saat tanda-tanda Jakarta akan diguyur hujan mulai muncul.
Maksudnya gini lho, biasanya kan Jakarta hujannya ba'da zuhur tuh. Jam 1 gitu biasanya.
Nah kalau udah ngejemur dari jam 4 pagi kan otomatis tetesan airnya sudah hilang dong pas jam 10an pagi? jadi tinggal dihangatkan di dalam ruangan kalaupun emang turun hujan.

Jemuran kering adalah hal terindah dalam dunia per-kost-an saya :)
Lebay? biarin. Bahagia itu sederhana.
The best part of washing clothes is when they dried- Shafira Murni, 17tahun++, anak kost sehat.

2. Belajar

taken from komikmuslimah.blogspot.com
Jujur, saya males banget belajar. Apalagi kalau udah ketemu laptop sama modem, ya sudah, yg namanya modul bahan ajar ga bakal fokus dipelajari. Biasanya saya ketemu duo kombinasi dahsyat ini malem-malem setelah pulang ngampus. Yang harusnya dipakai untuk belajar demi persiapan kuliah hari selanjutnya, malah saya pakai untuk ngenet, kalau kata orang sunda mah "lalajo" alias "menikmati"
Berdasarkan tips dari kakak tingkat dan ibu warteg-dekat-kost-an, saya dianjurkan untuk tidur lebih awal, misal jam 9 malam, agar bisa bangun jam 2 pagi. Ngapain bangun dini hari? TARRRAAAAA! Untuk belajar.

Oiya, warning sedikit, ga semua orang cocok dengan tipe belajar seperti ini. Kan tiap orang beda-beda ya. Temen kost saya misalnya, dia cocoknya hidup di darat, ga cocok kerja di air #salahfokus, oke sorry. Temen kost saya ga bisa belajar dini hari. Dia pasti tumbang kembali sambil memeluk guling alih-alih melahap modul bahan ajar. Dia cocoknya belajar di siang hari.

Nah, untuk saya sendiri sih, alhamdulillah metode tidur-cepat-agar-bisa-bangun-dini-hari-untuk-belajar efektif banget buat saya. Materi jadi lebih mudah diserap gitu deeh~
Tapiiiii, ada tapinyaaa. Saya harus tidur lagi setelah belajar. Ga bisa langsung mandi terus berangkat ke kampus untuk kuliah. Pokonya harus tidur lagi setelah belajar tuh. Minimal setengah jam lah .___. ehehehe

3. Masak 
taken from http://iasafasna.blogspot.com

Ciyeee sapira masak. Ga yang ribet-ribet. Entah kenapa semenjak nge-kost, hidup seekor (mungkin beberapa ekor) monster di perut yang merongrong saya untuk memberi mereka pakan... tiap saat. Saya jadi cepet lapar. Dan lagi-lagi karena jadwal kuliah yang padat (halasaaan!!) saya jadi susah ke warteg. Tapi alhamdulillah di kost-an ada dapur, jadi saya bisa goreng sesuatu buat dikunyah. Ya pokonya harus ada sesuatu yang bisa dikunyah. Timing yang tepat untuk mempersiapkan sesuatu itu adalah di sesi nol ini B-)

Jadi pas harus berangkat pagi-pagi demi mengejar sesi 1 di kampus, insya ALLAH monster di perut saya bisa ditenangkan untuk sementara karena saya sudah memenuhi kewajiban memberi mereka pakan di waktu sebelum subuh B-) #kibaswajan

4. Solat Tahajjud off course

taken from Al-qur'anul Kariim

Udah bangun sebelum subuh tapi ga tahajjud? wah rugi bandar :)
kecuali ya kalau lagi halangan .__.


Yaaap. I've told you my to-do-list for my Sesi Nol :)
kalau sesi 5 sama 6 apaan sap?
2 minggu terakhir sih saya ke Seven Eleven. Kumpul sama squad buat belajar. Belajar akademik, belajar refreshing dengan cara yang benar, belajar memperbaiki makhraj kami :)

Semoga bermanfaat!
Wassalamu'alaykum,
shafira :)

Jumat, 01 Februari 2013

Stasiun yang Diam-Diam Kusukai

Tuuut.. tuuut...

Sebenarnya bukan suara itu yang acap kudengar saat berada di sana
Modernisasi telah mengubah dan meniadakan suara klasik itu
Berganti menjadi decit armada saat bersentuhan dengan rel tempatnya berpijak
Berhias suara lantang dari speaker pertanda keretamu 'kan beranjak

Satu yang kutahu tentang sebuah pertemuan
adalah pasti muncul sebuah perpisahan
Namun satu yang tak pernah kuharapkan
Begitu cepat aku dan kamu mengecap kata perpisahan

Stasiun yang diam-diam kusukai
Tempat klasik pertemuan dan perpisahan berdiri
Memisahkan, mempertemukan raga dalam jiwa berhati nurani
Tempat klasik pertemuan dan perpisahan kami

Satpam dan announcer telah menggertak diam kami
Pertanda kamu harus pergi
dengan menumpangi armada besi
tanpa kutahu adakah dirimu 'kan kembali

Stasiun yang diam-diam kusukai
Yang selama ini memiliki banyak arti
Pertemuan dan perpisahan terjadi di sini

Kamis, 03 Januari 2013

Surat Cinta

taken from Google Image


Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh, shalihat :D
Saudariku yang cantik, mari kita akui satu hal, bahwa benarlah kita masing-masing ada rasa ingin lebih cantik dari siapapun.
Saudariku, sudah berbagai upaya kita lakukan dalam menunjukkan kecantikan itu. Melalui perhiasan, pakaian, prestasi, perbuatan dan banyak lagi. Tapi saudariku, coba kita renungkan, adakah akhirnya? Semua terus berlomba agar terlihat cantik. Ketahuilah saudariku, kita semua cantik :)

Saudariku, pernahkah kita berjuang agar tampil cantik di hadapan-Nya?
Sebenarnya, melalui surat ini aku ingin mengajakmu untuk membayangkan sesuatu (dan semoga pada akhirnya akan mewujudkan aamiin).

Bayangkan jika kita semua para akhwat, muslimah, shalihat di dunia ini berpenampilan cantik untuk-Nya :)
Bayangkan bila semua akhwat, muslimah, shalihat di dunia ini mengenakan jilbabnya sesuai syari'at-Nya.
Mengulurkan jilbabnya hingga menutupi dada.
Berpenampilan tanpa mencolok mata, tanpa mengundang tindak jahil siapapun yang melihatnya.

Aku tau saudari-saudariku pandai berimajinasi.
Dan hei, apakah hasil bayangan tadi menyejukkanmu, saudariku? :)
Aku yakin, iya :)
Aku yakin saudari-saudariku sebenarnya ingin berpenampilan cantik :)
Sebenarnya ingin mengenakan jilbab sesuai syari'at-Nya.
Tebakanku benar 'kan, saudariku? :)

Bayangkan saat kita semua sama-sama mengulurkan jilbab kita, belajar ilmu dunia bersama, belajar menggapai ridho-Nya bersama.
Indah ya ? :D

Maka saudariku, inilah penghujung surat cintaku, mari kita nikmati imajinasi kita tadi dalam bentuk nyata.
Imaji kala semua akhwat, muslimah, shalihat mengulurkan jilbabnya, menjaga auratnya, menjunjung kehormatannya, menggapai ridha-Nya bersama dalam ukhuwah Islamiyah..
Mari kita wujudkan imaji itu :D

Bayangkan kala sapa salam terucap dengan senyum merekah kepada sesama saudari muslim.
Indah nian bukan? :D

Aku butuh kamu untuk mewujudkan imaji kita itu,
Karena tanpa kamu, frasa "semua akhwat, muslimah, shalihat" tadi akan kehilangan anggotanya yang cantik yaitu kamu :)

Yuk, kenakan jilbabmu :)

Salam sayang,
saudarimu
Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh :)

Panti Sosial Asuhan Anak


Sebuah naungan bagi putra-putri bangsa yang tidak seberuntung kita semua.
Sebuah naungan bagi putra-putri bangsa yang memiliki harapan yang sama besar dengan harapan kita.
Sebuah naungan bagi putra-putri bangsa yang mengharap ilmu dunia dan akhirat serta selalu belajar tidak hanya untuk kehidupan.

Terletak di Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Hingga saat tulisan ini dipublikasikan (Kamis, 3 Januari 2013) terdapat 42 putra-putri yang bertempat tinggal di panti sosial ini. Dengan seorang yatim berusia 4 tahun sebagai yang termuda dan Pelajar SMK sebagai yang tertua tinggal di panti sosial ini.

Beberapa profil putra-putri hebat itu yang cukup saya kenal :
  • Irma Rahayu F
          Seorang remaja cerdas kelahiran 26 April yang bercita-cita menjadi koki, kini duduk di penghujung masa rok biru alias kelas 3 SMP. Insya ALLAH sebentar lagi akan menghadapi UN.
  • Karma
          Remaja tanggung yang baru saja memasuki babak barunya sebagai pelajar SMA (SMK). Semoga tidak menjadi remaja tanggung yg ilmunya tanggung-tanggung. Aamiin.
  • Rizki (Iki)
          Lelaki cilik bergigi ompong yang sangat ceria dan energik :D
  • Omen (O'om)
          Gadis cilik teman bermain Iki. Mereka sangat klop :D namun alhamdulillah sekarang O'om sudah kembali tinggal bersama neneknya -tidak lagi tinggal di panti-

Berikut secuil kisah bersama mereka
http://murnisapilay.blogspot.com/2012/05/ketika-tersadar-bahwa-kita-begitu.html

Bagi yang berkenan menyisihkan sebagian rezekinya untuk mereka, bisa ditransfer melalui
rekening BRI 0808 01 001093 53 7 di BRI Ciampea Bogor
a/n Yayasan Nurul Yakin

Terima kasih :)

Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh