Total Tayangan Halaman

Minggu, 20 Februari 2011

lanjutannya

lama banget ga ngepost hehehe. langsung aja ah mayes berkoar.
lanjutan cerpen karya gue. karya gue!

HADIAH TERINDAH
              ...........
              ..........

”Mau ngapain hayo anda? Ko ga SMS dulu kalo mau ke sini?” tanya gadis itu. Yang ditanya hanya menyunggingkan senyum manis.
”Rifki tadi lupa ngasih tau. Lagian tiba-tiba aja ko pengen ke sini. Untung Vera lagi di rumah. Hehe.”
”Tau sih. Gimana kalo Vera ga di rumah coba.”
”Ya pulang lagi aja. Ribet deh anda. Ayo naik!” Rifki―nama si Lelaki tua itu―menyuruh gadis bernama Vera untuk segera duduk di boncengan motor.
”Mau kemana?” tanya Vera sedikit sinis, ”Vera baru tau Rifki udah dikasih motor.”
”Amin. Ini punya temen ko. Jadi, ada tenggat waktu pinjemannya. Makanya cepet naik!”
”Mau kemana??!” ulang Vera lebih galak dari sebelumnya.
”Ya muter muter aja deh. Udah izin ke Ibu kan mau keluar?”
”Iya, udah ko. Jadi, sekarang kita kemana?”
”Muter-muter aja ih! Ya ampuuun. Kenapa kamu jadi lemot gini sih?Haha. Ataaau, ke sekolah kamu, yuk? Kan Rifki gatau dimana, tunjukin yah.” Rifki segera men-starter motornya dan motor mulai bergerak bahkan sebelum Vera menjawab, ”Ngga mau.” Tapi penolakan itu tidak Rifki pedulikan, karena Rifki tahu, Vera sedang merajuk. Seperti biasanya. Kemudian Ia meng-gas motornya, ingin mengetahui bagaimana reaksi gadis yang Ia bonceng itu.
”Jangan ngebut!” teriak Vera dengan diiringi suara ’PLAK’ yang berasal dari pukulan ringan di punggung Rifki. Rifki hanya tertawa mengejek dan melambatkan laju motornya. Bahkan terkesan sangat lambat. ”Nah kaya gini kan enak.”
”Disusul banyak mobil tuh. Kita kaya ngga gerak lho, Ra.”
”Biarin. Ngapain juga susul-susulan di jalanan. Ga bakalan abis kendaraannya. Ga bakalan tuh kamu ada di garis depan,” Vera terdiam sesaat. Mulai menyadari laju motor yang kian melambat, membuat Ia sedikit kesal dan malu. Sambil tertawa Ia berkata, ”Iiiih. Jangan teterusan lambat kaya gini, Rifkiiiiii. Tapi jangan ngebut juga lho!”
Motor kembali bergerak dalam kecepatan normal. Mereka berdua bercengkerama selama perjalanan, walaupun mereka tidak jadi mengunjungi sekolah Vera karena hari sudah terlalu sore sementara motor pinjaman itu harus segera dikembalikan.
Ya, lelaki tua bernama Rifki itu baru saja teringat akan kali pertama Ia membonceng istrinya. Kala itu mereka masih duduk di bangku SMA. Rifki dan Vera bertemu saat SMP, dan memulai pertemanan yang berujung pada ’pertemanan yang spesial’ saat mereka sama-sama duduk di kelas 3 SMP. Rifki meminang Vera saat keduanya berusia 26 tahun. Dan jaket yang tengah Ia kenakan itu, pemberian dari Vera saat mereka masih menjadi sepasang kekasih. Jaket bernuansa anak muda ala tahun 2000-an, masih sering Ia pakai. Biar terlihat muda, katanya.
***

bersambung!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar